Pemuda Sriwidadi Galang Dana untuk Korban Kebakaran di Kaladan Jaya, Wujud Solidaritas Antar Desa

Meta Deskripsi: Pemuda Desa Sriwidadi galang dana dan serahkan bantuan kemanusiaan untuk korban kebakaran rumah di Desa Kaladan Jaya sebagai wujud solidaritas antar warga desa.

Sriwidadi, 22 Juni 2025; Suasana Musyawarah Desa (Musdes) Penetapan Tata Cara Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu (PAW) Desa Sriwidadi hari ini tidak hanya diwarnai dengan agenda demokrasi, tetapi juga dengan aksi kemanusiaan dan empaty. Di sela-sela kegiatan resmi yang berlangsung di Balai Desa, para pemuda Karang Taruna Sriwidadi dengan sigap menggalang dana untuk membantu korban kebakaran rumah di Desa Kaladan Jaya.

Kebakaran yang menimpa rumah warga atas nama Bapak Triyono terjadi pada Minggu pagi (22/6/2025) dan diduga akibat korsleting listrik. Peristiwa tersebut langsung mendapat perhatian dari masyarakat Desa Sriwidadi, khususnya para pemuda, yang dengan spontan melakukan pengumpulan bantuan sukarela.

Aksi solidaritas ini menjadi bukti nyata kepedulian sosial antar masyarakat desa. Melalui aksi turun tangan yang dilakukan dari warga untuk warga, para pemuda berhasil menghimpun bantuan berupa uang tunai sebesar Rp3.570.000, pakaian layak pakai, serta berbagai jenis sembako.

Pj. Kepala Desa Sriwidadi, Septy Hajariyah, S.Kep, memberikan apresiasi penuh terhadap inisiatif dan kepedulian para pemuda desa. “Kami sangat mendukung gerakan sosial seperti ini. Ini adalah cerminan nilai kemanusiaan dan kekeluargaan yang masih sangat kuat di tengah masyarakat kita. Bantuan ini mungkin tidak bisa mengganti kerugian yang dialami, tapi bisa menjadi penguat semangat untuk bangkit kembali,” ujar Septy.

Tanpa menunggu lama, pada hari yang sama, bantuan tersebut langsung diserahkan kepada Bapak Triyono, korban kebakaran di Desa Kaladan Jaya. Penyerahan dilakukan oleh perwakilan Pemerintah Desa Sriwidadi bersama para pemuda Karang Taruna sebagai bentuk nyata dari kepedulian lintas wilayah.

Aksi ini tidak hanya menjadi momen penguatan hubungan antarwarga, tetapi juga menginspirasi solidaritas sosial dan empaty di tengah masyarakat desa lainnya, bahwa musibah yang menimpa satu pihak adalah kepedihan bersama yang patut direspons dengan empaty dan aksi nyata.